HALMAHERA SELATAN – Sebagai satu-satunya perusahaan swasta nasional yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit yang beroperasi di Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara, PT Gelora Mandiri Membangun (PT GMM) diketahui telah menjalin komunikasi sejak lama dengan masyarakat yang ada di sekitar perkebunan agar terhindar dari kesalahpahaman. Komunikasi yang dijalin ini adalah untuk membahas pembangunan kebun plasma atau perkebunan rakyat.
Sejak beberapa tahun terakhir ini PT GMM telah melakukan upayanya dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat sekitar bahwa kebun plasma merupakan hak masyarakat yang telah diatur dalam Permentan No. 26 Tahun 2007 pasal 11. Hal ini dipaparkan oleh Rahman Basir, Sekretaris Koperasi Gane Bersatu yang merupakan wadah bagi para petani plasma di kawasan Gane.
“Masyarakat nampaknya saat itu masih butuh waktu untuk memahami keberadaan kebun plasma, makanya pernah sempat terjadi penolakan. Penolakan ini menimbulkan masalah terkait lokasi pembibitan. Tapi perusahaan tidak lantas lepas tangan dan diam saja, dari yang kami saksikan perusahaan terus melakukan komunikasi, termasuk ke dinas-dinas terkait, seperti Bappeda dan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian,” jelas Rahman Basir saat ditemui di kantornya.
Berkat sosialisasi dan hubungan yang terjalin baik dengan masyarakat, pembangunan kebun plasma kini sudah menampakkan kemajuan. “Tahun 2023 sudah ada laporan dan perencanaan, tahun 2024 ini proses pembibitan sudah bisa berjalan. Hingga sekarang PT GMM terus mengawal proses pembangunannya,” tambahnya.
Pada akhirnya masyarakat pun memahami pentingnya pembangunan kebun plasma dan kini sepenuhnya mendukung pembangunannya. “Menanggapi rencana pembangunan kebun plasma, saya melihat saat ini masyarakat menginginkan bagaimana kebun plasma itu lebih cepat,” jelas Ilyas Kadari, Kepala Desa Yamli.
Lebih lanjut Ilyas menuturkan, banyak hal-hal baik telah dirasakan masyarakat sejak hadirnya perusahaan. Menurutnya, PT GMM telah membuka lapangan pekerjaan sehingga meningkatkan kesejahteraan dan daya beli masyarakat setempat.
“Banyak manfaat yang kami dapatkan khususnya di desa sejak perusahaan hadir di sini. Dalam hal ini masyarakat dulu taraf perekonomiannya pas-pasan saja, sekarang sudah membaik karena penerimaan karyawan. Kemudian ada akses jalan, yang sudah dipersiapkan oleh perusahaan. Maka kami juga bersyukur dengan adanya perusahaan kami bisa sejahtera. Dengan adanya perusahaan, masyarakat bisa bekerja untuk menafkahi keluarga, rumah tangga masing-masing,” pungkasnya.
Pembangunan kebun plasma sejatinya merupakan salah satu bentuk perhatian perusahaan dan pemerintah setempat terhadap kesejahteraan masyarakat di sekitar lokasi operasional perusahaan. Pasalnya jika hanya dibantu bibit tanpa biaya produksi masyarakat juga akan kesulitan karena biaya produksi perkebunan kelapa sawit tidaklah sedikit.
Ide pembangunan kebun plasma atau kebun masyarakat terinspirasi dari model sel biologis, di mana sebuah sel memiliki dua bagian yaitu inti dan plasma. Dengan skema kemitraan, perusahaan bertindak sebagai ‘inti’ sementara petani di sekitarnya adalah ‘plasma’. ‘Inti’ diharapkan dapat membantu ‘plasma’ mempersiapkan dan membina ‘plasma’ dalam hal memelihara, mengelola dan menampung hasil kebunnya. (*)
Sumber: ternate.tribunnews.com